Perpustakaan Zine, Media Aspirasi Tanpa Henti
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Sejak event Zine Festival 2016 pada bulan Agustus, Bandung memiliki perpustakaan zine sendiri nih. Jadi bagi Fresh Reader yang ingin tau seputar zine, atau liat-liat untuk sekedar cari inspirasi, wajib banget dateng nih ke perpustakaan zine di Jalan Kelinci No.2 Bandung.
Rumah Kelinci merupakan tempat dihimpunnya zine dari berbagai wilayah, alhasil atas inisiasi Deden Erwin terciptalah perpustakaan zine di Bandung. “Koleksi zine di perpustakaan ini awalnya dari koleksi milik pribadi, lalu dari Zine Festival pertama tahun 2011, kemudian dari Zine Festival 2016 yang diadakan bulan Agustus lalu. Terus bertambah sampai sekarang dari komunitas, band, bahkan pembuat zine dari luar negri,” Ujar Deden, Rabu (12/7).
Secara definisi, zine dalam Urbandictionary.com adalah kependekan dari magazine. Media publikasi yang awal perdistribusiannya lewat fotokopi. Biasanya digunakan oleh band dan komunitas untuk mendistribusikan gagasannya.
Ada banyak koleksi di dalam perpustakaan zine di Jalan Kelinci No.2 Bandung. Jumlah total zine yang ada di perpustakaan tersebut ada sekitar 1000 zine. Diantaranya ada sekitar 300 zine dari luar negri, seperti beberapa negara dari Asia seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan ada juga dari Eropa serta Amerika.
“Perpustakaan ini bisa langsung diakses oleh siapapun. Tetapi untuk bukanya tidak menentu, karena kadang saya kerja atau di luar. Sebenarnya perpustakaan ini belum dikelola secara total, karena memang terkendala sumber daya nya. Pasalnya sekarang masih dikelola sendiri,” Ujar Deden.
Selain dari perpustakaan zine. Deden juga menyediakan jasa copy zine. Karena memang untuk peminjaman zine saat belum bisa dilakukan.
“Publikasi memang belum saya maksimalkan, soalnya masih diurus sendiri. Tetapi dalam rentan waktu satu bulan, selalu ada pengunjung, walaupun memang bisa dihitung jari, ” Papar Deden.
Zinemaker asal Bandung, Arijal Hadyan Ia merasa bersyukur, karena perlu untuk mengingat keberadaan zine di Bandung sendiri udah tidak bisa ditolak eksistensinya. “Sebagai sebuah produk subkultur perpus ini harusnya bisa jadi ruang buat mereka yg punya passion dan jadi sumber rujukan buat mereka yang mau melakukan penelitian soal zine.” Pungkas Arijal.
Fresh Crew : Ismail Abdurrahman Azizi
Editor Fresh : Rendy M. Muthaqin