Self Sabotage: Ketika Kebiasaan buruk Menjadi Bumerang di Masa Depan
![](https://fresh.suakaonline.com/wp-content/uploads/2023/12/Freshgrafis_self-sabotage-1-1075x605.png)
FRESH.SUAKAONLINE.COM, Freshgrafis – Semua dari kita tentu pernah merasa malas untuk mengerjakan tugas akademik dengan alasan yang tidak masuk akal bahkan mengada-ngada. Ketidakinginan untuk keluar dari zona nyaman karena takut akan risikonya, namun berakhir jadi bumerang bagi diri sendiri. Tahukah Fresh Reader sikap-sikap ini menggambarkan situasi yang dinamakan Self Sabotage.
Sabotase diri atau self sabotage ini terjadi ketika seseorang terdesak pada satu situasi yang mengharuskan mengambil suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah namun dengan jalan yang tidak solutif. Pola perilaku ini tentu bukan lah suatu tindakan yang baik karena akan menimbulkan masalah baru saat adanya perubahan situasi.
Perilaku ini justru akan menjadi penghambat bagi seseorang dalam melakukan tugasnya. Hal itu karena sikap membatasi kemampuan diri untuk berkembang dan maju dengan cara yang sehat. Dan jika dibiarkan, kebiasaan self sabotage ini akan berdampak buruk bagi kesehatan mental bahkan fisik seseorang, dan bahkan dibeberapa kasus sampai berisiko tinggi melakukan self harm karena ketidakmampuan mengontrol nafsu dan emosi.
Penyimpangan psikologi ini diklaim oleh tim medis bagian Psikologi Amerika, Janet Brito sebagai tindakan seseorang yang tidak ingin menerima risiko apapun. Dengan demikian, self sabotage ini akan menciptakan individu yang lemah pendirian, tidak berkembang dan berpikiran sempit. Di sisi lain, ia juga akan tertinggal dari orang sekitarnya karena perasaan merasa cukup dan tidak perlu berbuat lebih atas hidupnya.
Tentu saja kebiasaan ini tidak boleh berlangsung dalam waktu yang lama pada seseorang. Dalam aktivitas mahasiswa pun, ini akan sangat menghambat kegiatan akademik maupun non-akademik yang nantinya akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Contohnya keteteran mengerjakan tugas yang sudah menumpuk, dipandang remeh oleh orang lain karena takut mengekspresikan diri, atau dijauhi oleh teman karena keinginan mendominasi.
Agar kita tidak berlarut-larut dari sikap negatif ini, fresh crew punya beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, sering-seringlah melakukan refleksi diri untuk mengetahui apa hal yang menjadi akar permasalahan yang dialami. Dengan menerima kekurangan diri, maka kita dapat mengetahui titik permasalahan. Hal itu akan mempermudah kita dalam mencari solusi untuk keluar dari permasalahan yang dialami.
Kedua, usahakan untuk tidak menyepelekan tugas dan tanggung jawab karena sikap tersebut yang membuat kita menunda-nunda pekerjaan. Jauhkan lah diri dari prasangka bahwa setiap yang kita lakukan akan selalu mudah tanpa menimbang risiko terburuk yang bisa menimpa kita kapan saja.
Ketiga, hal yang dapat dilakukan untuk tidak berlarut-larut dalam kebiasaan buruk tersebut, ialah bangun komitmen dengan diri sendiri untuk keluar dari zona nyaman dan situasi self sabotage. Terakhir, kamu bisa meminta bantuan teman yang mampu memberi dukungan untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan sejatinya akan berdampak pada kehidupan kita di masa depan. Bagaimana kita mengatur waktu, emosi, tenaga dan lainnya akan mendeskripsikan personal value yang kita punya. Tidak ada kata terlambat untuk berubah kepada kebiasaan yang lebih baik, karena sebaik-baiknya manusia adalah ia yang hari ini-nya lebih baik dari hari kemarin.
Sumber: healthline.com dan Siloam hospitals.com
Peneliti: Wulan Exrianissa/ Suaka
Redaktur: Nurhasanah/ Suaka