Sisakan Jatah untuk Generasi Selanjutnya

Dok.Net
FRESH.SUAKAONLINE.COM- Diawali dengan imagery tentang kondisi dan cuaca malam natal sekaligus tahun baru. Saat Anna masih berumur 10 tahun. Ia mulai resah dengan munculnya rusa kutub yang menyerbu desa. Ia mengira ada suatu hal yang tidak beres, ada perubahan iklim yang ekstrem sehingga menyebabkan rusa – rusa kutub mendekati kerumunan warga.
6 tahun berlalu kini ia menjadi seorang remaja. Seorang gadis yang tetap memiliki kepribadian unik yaitu sering bermimpi menjadi orang lain serta mampu menceritakan kembali mimpinya kepada orang serinci mungkin. Genap berumur 16 tahun, ia diberi hadiah oleh Tante Suvinna sebuah cincin batu rughby merah. Cincin itu berusia lebih dari seratus tahun, diberikan secara turun – temurun kepada generasi keluarganya saat menginjak usia 16.
Karena sikapnya yang dianggap janggal, maka kedua orang tua Anna memeriksakana ia pada seorang psikiater sampai pada kesimipulan Benjamin, sang Psikiater berkata “Anna, “ katanya, “Saya tidak melihat adanya tanda- tandakamu mengalami kelainan. Kamu punya kekuatan imajinasi yang luar biasa , dan kamu punya sebuah kemampuan unik untuk membayangkan dirimu dalam situasi yang tidak pernah kamu alami sendiri. Ini kadang – kadang terasamemberatkan namun tidak kamu tidak sakit”
Singkat cerita dalam konsultasi tersebut Benjamin meminta Anna untuk membuat organisasi lingkungan hidup di sekolahnya, bersama Jonas yang tak lain kekasih Anna, mereka merintis organisasi kecil – kecilan.
Dalam suatu malam Anna bermimpi berubah menjadi Nova, cicitnya yang 70 tahun kemudian seumurannya. Tepat satu hari sebelum ulang tahunnya, Nova mendapat surat yang datang dari nenek buyutnya, Anna Nyrud. Berbicara mengenai kerusakan lingkungan. Sebagai Nova,lantas diceritakan bagaimana keadaan bumi di tahun 2082.
Berbagai macam spesies bumi banyak yang sudah punah. Dari situ terjadi kerusakan iklim global sehingga orang – orang bermigrasi dari Arab menuju Norwegia. Nova bertemu dengan anak lelaki Arab lalu menjadi akrab dengannya.
Sama halnya dengan alur cerita versi Anna-Jonas masa kini dan Nova- Lelaki Arab masa depan, dipaparkan bagaimana upaya mereka untuk menyelamatkan lingkungan. Tentu saja, Nova di sini hanya ada dalam mimpinya meskipun tidak menutup kemungkinan apa yang dimimpikan Anna itu benar-benar nyata suatu saat nanti.
Alur cerita yang dibangun Jostein Gaarder hanya dua hari namun kita sebagai pembaca tidak akan menyadari kalau kita tidak jelih. Pergantian bulan dan tahun yang tiba – tiba membuat pembaca mengingat kembali logika yang sudah dicerna. Seperti dalam buku tertulis hari ini adalah 10 Desember lantas beralih ke bulan Oktober untuk menceritakan pengalamanya.
Permainan latar yang dikemas secara apik menjadikan benang merah yang tak terputus sepanjang kisah. Selain itu ide- ide untuk tetap melestarikan lingkungan pun tertuang dalam novel ini. Salah satunya pengadilan iklim yang dilakukan di Den Haag juga pengumpulan artikel yang dilakukan Anna dan Jonas.
Dalam lingkungan yang kita tinggali, bumi beserta isinya bukan hanya milik kita manusia zaman sekarang. Tetapi, ada jatah untuk generasi kita selanjutnya. Melihat hewan yang sama dengan hewan yang kita lihat sekarang, menikmati cuaca yang sama dengan cuaca kita sekarang, mulai dari hal kecil untuk bumi yang lebih baik. Agar nanti anak cucu kita tidak menuntut, bila lingkungan tak lagi sama. Agar tak muncul kalimat – kalimat seperti ini,
“Nenek tahu, kan apa yang aku mau ? Mau aku jelaskan ? Aku mau seluruh jutaan jenis flora dan fauna itu dikembalikan. Tidak lebih tidak kurang, Nek aku mau mium air murni dari mata air. Aku ingin memancing di sungai. Dan aku ingin musim dingin yang aneh ini berakhir”.
“Mungkin kita bisa kembali pada masa lalu dan meminta mereka yang hidup pada masa itu untuk memikirkan generasi selanjutnya ? kita harus berteriak selantang – lantangnya sampai mereka mendengarkan”.
Oleh : Anisa Dewi A
Redaktur : Ulfah Choirun Nissa