Terapi Lebih Dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah
Judul : La Tahzan, Jangan Bersedih!
Pengarang : DR. ‘Aidh Al-Qarni
Penerbit : Qisthi Press
Tahun terbit : Cetakan Pertama 2003, Cetakan Kedua 2005
Tebal buku : 571 Halaman
ISBN : 979-3715-05-7
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Sudah menjadi kenyataan bahwa manusia tidak selamanya merasakan bahagia. Setiap orang pasti pernah menghadapi masalah dalam hidupnya. Namun sejatinya, Allah SWT tidak akan membiarkan hamba-Nya berada dalam suatu penderitaan selama mereka berusaha dan mendekatkan diri. Begitulah buku berjudul “La Tahzan, Jangan Bersedih!” mengajak kita untuk senantiasa mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.
Berjumlah 571 halaman, buku ini berisi tentang penjelasan Al-Qur’an, utamanya ayat-ayat yang menenangkan hati pembacanya dalam menjalankan kehidupan. Di dalamnya kita dapat membayangkan menjadi tokoh utama yang mengalami kehidupan dan mendapat jawaban dari setiap bab yang ditulis tidak secara menggurui namun terasa seperti perkataan sahabat dekat kepada diri sendiri.
Buku terlaris di Timur Tengah tersebut dicetak pertama kali menggunakan bahasa Arab. Namun sejak tahun 2003, secara bertahap diterjemahkan ke dalam 29 bahasa lainnya karena banyaknya peminat dari negara lain termasuk negara Indonesia yang diwakilkan oleh penerbit Qisthi Press. Di dalamnya terdapat lebih dari 100 bab berkelanjutan yang membahas mengenai Tuhan hingga bagaimana menjadi manusia paling bahagia.
Salah satu babnya membahas mengenai ramuan kebahagiaan dengan mengutip perkataan Rasulullah yang diriwayatkan oleh At-Tirmidziy. Bagian tersebut disertai dengan penjelasan bahwa apabila seseorang telah mendapatkan makanan yang cukup dan tempat berlindung yang aman, maka ia telah mendapatkan kebahagiaan yang penuh dan indah. Namun, pada kenyataannya banyak orang yang tidak menyadari hal tersebut sebagai sebuah kebahagiaan dan kebaikan.
Selain memberi penjelasan ayat Al-Qur’an, buku ini juga membahas suatu permasalahan manusia dari fakta yang ada serta mudah dipahami oleh orang awam. Seperti halnya pada salah satu bab yang membahas mengenai rehat. Terdapat kutipan fakta bahwa jumlah perwira polisi yang bunuh diri tiap tahunnya di Amerika Serikat semakin bertambah dibandingkan dengan awal tahun 1987, di mana tahun tersebut jumlah perwira yang bunuh diri diperkirakan sekitar 300 orang.
Menurut Al-Qarni, penyebab banyaknya perwira yang bunuh diri adalah keadaan lingkungan yang terus menerus menekan mental mereka. Para perwira dituntut untuk selalu menahan diri walau berada di posisi terjepit. Dituntut untuk selalu sigap setiap ada kejahatan yang meningkat tiap waktu, serta dituntut untuk dapat bertahan melalui penderitaan menyaksikan korban kejahatan secara langsung.
Tercatat sekitar 80% perwira melakukan aksi bunuh diri dengan memakai senjata mereka sendiri. Maka di situlah pentingnya istirahat jeda dalam menenangkan diri. Tiap manusia memerlukan Tuhan untuk beristirahat, memohon ampun atas apa yang telah dilaluinya, dan mengingat apa saja pesan Tuhan dengan hati yang tenang.
Pada bagian penutup, penulis dengan konsisten mengutip kitab suci agama Islam, QS. Al-Baqarah ayat 201, doa mohon ampun serta doa permohonan kebaikan kepada Allah SWT. Tidak lupa doa memohon kebaikan dunia dan akhirat, permohonan agar dipelihara dari siksa kubur, serta kalimat pujian kepada Rasul dan Allah SWT.
Sayangnya, tidak terdapat ilustrasi sama sekali mengenai saran yang diberikan penulis kepada pembaca. Selain itu, pada setiap pembagian halaman bab barunya cenderung langsung menyambung dari bab sebelumnya dengan pembatas tiga bulatan, sehingga hal tersebut dirasa kurang rapi.
Terlepas dari hal itu, buku ini mampu disampaikan dengan bahasa yang ringan dan tidak terkesan menggurui. Di saat banyak ahli agama menuliskan buku dengan bahasa yang mendayu-dayu seperti syair kontemporer abad 19, buku ini menyampaikan pesan Al-Qur’an dengan bahasa yang dapat menenangkan pembacanya.
Buku La Tahzan ciptaan DR. ‘Aidh Al-Qarni ini dapat menjadi kawan pembaca dalam membenahi diri yang tidak neko-neko dalam desainnya. Secara keseluruhan, buku ini dapat direkomendasikan bagi pembaca usia di atas 15 tahun yang kiranya sudah mulai memiliki masalah yang dibahas di dalamnya.
Fresh Crew: Safira Oktarini/Magang
Editor Fresh: Fatimah Nur’aini/Suaka