Acuan Sederhana untuk Memahami Ekspetasi Hidup

Dok. Net
Judul buku: Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Penulis : Mark Manson
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan I : Februari, 2018
Tebal Buku : 246 Halaman
ISBN : 978-602-452-698-6
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Mark Manson adalah seorang blogger yang memulai karir di dunia digital pada tahun 2009. New Yorker ini mendulang sukses dengan blog–nya yang telah dikunjungi lebih dari dua juta orang setiap bulannya. Mark kembali mencuri perhatian publik saat buku The Subtle Art of Not Giving a F*ck terbit dan masuk daftar buku best seller The New York Times dan Washington Post. Belum lama ini akhirnya buku tersebut dicetak dalam terjemahan Bahasa Indonesia diterbitkan dengan judul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat.
Masa bodoh atau bodo amat artinya memandang tanpa gentar, tantangan paling menakutkan dan sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan. Ada sebuah seni yang luhur untuk bersikap masa bodoh. Meskipun konsep ini terdengar konyol dan mungkin Anda menganggap saya brengsek, Mark mengatakan bahwa yang ia katakan di sini menggarisbawahi betapa pentingnya belajar memfokuskan dan memprioritaskan pikiran Anda secara efektif —- bagaimana memilih dengan teliti hal apa yang penting dan apa yang tidak penting untuk Anda berdasarkan nilai pribadi yang terasuh hingga tajam.
Karena ketika Anda terlalu mengurusi segala hal, Anda akan senantiasa merasa bahwa Anda berhak merasa nyaman dan bahagia kapan saja, bahwa semuanya harusnya sama persis dengan apa yang Anda inginkan.
Seni #1 Masa bodoh terhadap segala halangan dan perjuangan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan.
Lalu apa yang kita pedulikan? Hal apa yang kita pilih? Dan bagaimana caranya agar kita bersikap masa bodoh terhadap hal yang memang tidak ada makananya? Ibu saya baru saja ditipu teman dekatnya dan kehilangan uang dalam jumlah banyak. Jika saya acuh tak acuh, saya akan mengangkat bahu, menyeruput moka, dan mengunduh serial The Wire musim berikutnya. Maaf, Bu. Tapi bukan itu yang saya lakukan. Saya geram. Saya naik pitam. Saya berkata, “Dasar keparat kurang ajar! Lihat saja, Bu. Kita cari pengacara biar keparat itu merasakan akibatnya. Tahu mengapa? Karena saya sama sekali tidaak peduli. Saya akan hanucrkan sekalian hidup laki-laki itu juka memang perlu.”
Seni #2 Mementingkan hal yang jauh lebih penting daripada harus mempermasalahkan hal yang sepele.
Bayangkan Anda berada di toko bahan makanan, dan Anda melihat seorang wanita tua berteriak kepada seorang kasir, memakinya karena tidak memperbolehkannya menggunakan 3 sennya. Mengapa wanita itu mengamuk? Toh, itu cman 3 sen.
Lalu Mark mengatakan alasan tersebut : Wanita itu mungkin tidak punya hal lain yang lebih baik untuk dilakukan setiap hari selain duduk di rumah mengguntingi kuponnya. Dia tua dan kesepian. Anak-anaknya brengsek dan tida pernah datang berkunjung. Dia tidak pernah lagi bercinta selama lebih dari 30 tahun. Dia tidak bisa kentut tanpa merasa saangat kesakitan di punggung bagian bawahnya. Tunjangan pensiun adalah tumpuan hidup terakhirnya, dan dia kemungkinan akan meninggal dengan memakai popok dewasa sambil membayangkan dirinyya di Candy Land.
Seni #3 Ketika kita beranjak dewasa kita bisa memilih mana yang lebih penting, walaupun hal penting itu tampak sederhana, sehingga kita menjadi semakin selektif terhadap perhatian yang rela kita berikan.
Orang orang tidak dilahrikan dalam keadaan tanpa kepedulian. Faktanya, kita dilahirkan untuk risau terhadap terlalu banyak hal. Pernahkah Anda melihat seorang anak kecil yang menangis karena warna biru di topinya tidak sesuai? Persis. Sungguh anak kecil yang bikin repot.
Ketika kita belia, semua hal terasaa baru dan seru, dan semuanya tampak begitu berarti. Karena itu, kita jadi peduli banyak hal. Kita peduli tentang setiap hal dan setiap orang, tentang apa yang dikatakan orang atas diri kita. Ketika kita beranjak dewasa, didukung oleh banyak pengalaman (daan setelah menyadari bahwa banyak waktu terlewat begitu saja), kita mulai memperhatikan bahwa sebagan besar hal semacam ini hanya memiliki daampak yang kecil dalam hidup kita.
Tetapi, jika saya tidak akan menjadi istimewa atau luar biasa, lantas apa gunanya hidup? Mark Manson bersikap masa bodoh bukan berarti ia masa bodoh terhadap suatu hal, yang ia maksud adalah bahwa Mark Manson bersikap masa bodoh terhadap kesengsaraan yang menghalanginya. Tujuannya dia tidak ambil pusing dengan orang orang yang geram saat ia melakukan sesuatu yang menurutnya mulia. Artinya adalah bahwa Mark Manson adalah tipe orang yang akan menulis kisah dirinya sebagai orang ketiga yang akan hanya karena dalam pikirannya.
Pembahasan dari strukur bahasa yang kurang baik dan terlalu vulgar, dilihat dari segi cover sudah terdapat kata F*CK karena para pembaca bukan hanya dari kalangan orang dewasa, anak sekolah pun bisa membaca buku ini sehingga memberikan nilai nilai yang tidak baik kepada mereka. Beberapa sub bahasan yang kurang mendetail dan kesalahan penulisan (typo), sehingga mengurangi kenyamanan para pembaca.
Terlepas dari kelemahan yang ada, akan tetapi buku ini sangat memotivasidan bisa dijadikan sebagai Self Improvement agar pandangan Anda bisa sedikit paham, mana yang lebih penting dan mana yang tidak penting. Serta cocok bagi anda yang tidak mau mengambil resiko, takut kesalahan, dan takut kegagalan. karena dengan membaca buku ini Anda akan memahami cara berlapang dada dan membiarkan seuatu pergi.
Fresh Crew : Syifa Nurul Aulia / Kontributor
Editor Fresh : Rizky Syahaqy