Dendam yang Hadir kala Humanisme Tergelincir
Judul Film : Joker
Pemain : Joaquin Phoenix
Durasi : 122 menit
Tanggal Rilis : 2 Oktober 2019 (Indonesia)
Sutradara : Todd Phillips
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Tak pernah dalam film-film DC Comics sebelumnya dijelaskan siapa Joker sebenarnya dan seperti apa latar belakang kehidupan yang dialaminya di Gotham City. Rival abadi Batman ini kini dihadirkan dalam satu film tunggal yang rilis pada 2 Oktober 2019 lalu.
Arthur Fleck (Joaquin Phoenix) yang sehari-hari menjadi kepala keluarga, merawat ibunya yang tua sembari mencari nafkah sebagai badut, mengalami kelainan mental atau penyakit saraf yang membuatnya tertawa dalam kondisi yang tidak diinginkan. Ia bercita-cita menjadi kaya dan terkenal seperti komedian, Murray Franklin.
Namun sayang, kenyataan yang ia terima sangat berbeda dari harapannya. “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti,” adalah kalimat yang menjadi ikon sosok Joker. Kalimat yang dilontarkannya seolah menjadi landasan atas apa yang dilakukannya di dalam film.
Mulai dari penghinaan, didiskriminasi, diasingkan, hingga kehilangan pekerjaan karena dijebak oleh teman seprofesinya. Sampai-sampai ia rela membunuh ibu angkatnya (Penny) karena rasa kecewanya setelah mengetahui bahwa dirinya hanya anak adopsi. Korban selanjutnya adalah kawannya sendiri, Randal, badut penghibur di bekas tempat kerja Arthur.
Arthur tampak masih menyimpan dendam karena Randal yang menjebaknya dengan memberi pistol secara cuma-cuma untuk perlindungan diri, tapi kemudian itu menjadi awal dari dirinya menjadi seorang pembunuh.
Murray Franklin juga ikut terbunuh setelah menjadikan Arthur bahan tertawaan di acaranya. Pembangunan konflik yang sempurna dari film berdurasi 122 menit ini berhasil membuat penonton bergidik bahwa bullying yang diterima Arthur sangat realistis. Film ini juga merupakan sindiran keras kepada masyarakat luas bahwa humanisme adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi.
Menurut humanisme, manusia mempunyai kedudukan yang istimewa dan berkemampuan lebih dari mahkluk lainnya. Pandangan humanisme membuatmanusia sadar kembali tentang harkat dan martabat manusia sebagai makhluk paling baik yang diciptakan Tuhan.
Humanisme saat ini seolah terlupakan. Dunia saat ini banyak melahirkan sosok manusia yang jahat, bengis, namun cerdas. Arthur sering menjadi korban dari hilangnya humanisme karena profesinya sebagai badut. Bermaksud baik hati ingin menghibur banyak orang, namun malah mendapatkan hal yang paling tidak diinginkan oleh siapapun.
Konflik demi konflik terus terjadi, karena penyakitnya yang aneh, semua manusia di sekitar menganggapnya seseorang yang harus dijauhi. Asumsi itu sangat jelas digambarkan ketika Arthur dikeroyok oleh sekelompok orang hanya karena tidak sengaja tertawa. Padahal ia sudah memberikan penjelasan bahwa ia punya kelainan mental. Bahkan di penampilan perdananya sebagai komedian, ia gugup, tetapi ia tertawa.
Puncaknya, ia menyampaikan keluhan hidupnya dalam siaran langsung Murray Franklin. Ia menyebut-nyebut ayahnya (Thomas Wayne) dan mengakui pembunuhan yang dilakukannya. Di siaran langsung itu, Arthur juga membunuh Murray menggunakan pistol dengan alasan bahwa ia telah dilecehkan di acara Murray.
Bagian akhir film ditutup sangat epic. Arthur yang hampir mati kemudian berdiri di tengah kerumunan orang bertopeng badut sambil mengoleskan darah hingga membetuk senyuman keji. Merayakan kesedihan yang juga dialami oleh banyak orang bertopeng badut, melambangkan keterasingan yang dibuat oleh orang yang berkuasa. Dan ia dikenal luas dengan nama Joker.
Penampilan yang memukau dari Arthur menjadikan film ini heboh. Kehebohan tersebut lalu berkembang menjadi sebuah kesimpulan yang diamini ramai-ramai oleh penonton. Secara serempak mereka menyebut kutipan “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti.” Kutipan ini kian memperkuat nilai yang memberikan pemakluman atas tindakan-tindakan mengerikan Joker.
Begitulah ketika humanisme dalam diri manusia sudah tidak ada lagi. Segala sesuatu yang menyakitkan mudah saja untuk dilakukan tanpa memikirkan bagaimana hati dan perasaan orang lain. Berkaca diri dan belaja merasakan berada di posisi orang lain adalah hal yang bisa dilakukan agar rasa humanisme tetap mengalir dalam diri.
Fresh Crew : Lia Kamilah
Editor Fresh : Rizky Syahaqy