Mental Contrasting: Berpikir dari Segala Sisi
FRESH.SUAKAONLINE.COM, Freshgrafis – Halo Fresh Reader! Memikirkan sesuatu yang kita inginkan dan tercapai pasti menyenangkan. Kalimat seperti “Positive thinking dulu aja.” Seringkali kita dengar ketika mengungkapkan harapan yang kita miliki. Tetapi, pernah gak sih terbesit dalam pikiran kita bahwa realita yang ada tak selalu seindah yang dibayangkan. Oleh karena itu penting bagi kita menerapkan mental contrasting.
Mental contrasting menjadikan seseorang untuk berpikir dari segala sisi. Bukan hanya hal baik serta pemikiran positif yang kita bayangkan tapi juga hal terburuk yang akan terjadi. Positive thinking memberi seseorang pengharapan serta motivasi untuk mencapai sesuatu dengan semangat. Namun berpikir positif saja belum mampu membuat suatu tujuan tercapai seperti yang diharapkan.
Berpikir positif penting untuk dilakukan. Namun, hal itu membuat kita ‘tertipu’ dan melupakan berbagai struggle yang bisa menghambat kita. Kita tetap harus mempersiapkan diri atas kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Sisi pemikiran negatif yang kita miliki mungkin dapat menurunkan daya juang namun di sisi lain bisa menjadi tolak ukur agar kita tetap sadar terhadap realita.
Mental contrasting sendiri bertujuan agar pikiran bawah sadar kita siap atas segala kemungkinan yang terjadi. Menjadi penyeimbang dan peringatan agar kita selalu mengingat bahwa setiap proses selalu punya dua sisi yang tidak bisa diprediksi di masa depan.
Berpikir hingga kemungkinan terburuk tidak akan menjadi penghambat seseorang, ketika pemikiran itu dijadikan alarm supaya selalu waspada dan terhindar dari kekecewaan di masa yang akan datang. Melansir dari Newsweek magazine dalam artikel The Tyranny of Positive Thinking Can Threaten Your Health and Happiness menyatakan bahwa sebagian orang gagal dan merasakan depresi karena tanpa disadari mereka menyalahkan diri sendiri atas kesedihan yang mereka alami.
Kegagalan ataupun kekecewaan merupakan sesuatu yang tidak bisa diduga. Seseorang hanya mampu mempersiapkan diri menghadapi segala kondisi yang terjadi. Menerapkan mental contrasting dianggap menjadi solusi bagi setiap perencanaan yang dibuat seseorang. Implementasinya yang menggabungkan antara positive thinking, negative thinking, dan realita yang ada mengharuskan seseorang berpikir dari segala sisi atas suatu hal.
Berpikir dari segala sisi bukan berarti membuat kita “overthinking” dengan hanya memikirkan sesuatu tanpa action. Tetapi berpikir dari segala sisi menggunakan mental contrasting akan membuat kita untuk selalu mempersiapkan diri dan solusi dari masalah yang mungkin terjadi. So, let’s try implementing mental contrasting karena berpikir tanpa solusi itu ilusi. Solusi tanpa aksi itu basi!
Sumber: Positivepsychology.com, Idntimes.com, newsweek.com, dan Sinarmu.co
Peneliti: Nisa Nurul Khaida/ Suaka
Redaktur Riset: Wulan Exrianissa/ Suaka