Menyambut Ramadhan dengan Munggahan

Dok. Net
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Selamat pagi, siang, sore, malam, Fresh Reader! Gak kerasa yah sebentar lagi kita bakalan ketemu lagi sama bulan penuh berkah, Ramadhan. Terutama bagi umat Islam dan pastinya kita semua gembira menyambut datangnya Ramdahan.
Kamu pasti sudah tau setiap dua hari atau satu hari sebelum jatuhnya Ramadhan ada yang namanya munggahan. Tapi kamu tau gak sih apa yang disebut munggahan dan dari mana sih asal-usul munggahan? Cekidot.
Munggahan adalah tradisi masyarakat Islam untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan yang dilakukan pada akhir bulan Sya’ban atau satu hari menjelang Ramadhan. Dilansir dari inspirasidata.com, secara etimologis kata unggah yang memiliki arti dalam bahasa sunda yaitu mancat atau memasuki tempat yang agak tinggi, kata unggah dalam kamus bahasa Sunda berarti kecap pagawean nincak ti handap ka nu leuwih luhur, naek ka tempat nu leuwih luhur (beranjak dari bawah ke yang lebih atas, naik ke tempat yang lebih atas).
Adapun munggah dalam menghadapi Ramadhan, artinya unggah kana bulan nu punjul darajatna (naik ke bulan yang tinggi derajatnya). Bila dilihat secara filosofis, munggahan merupakan proses menaikkan (meningkatkan) kualitas diri, martabat dan fitrah insaniyyah seseorang.
Akan tetapi, yang harus kamu tau munggahan ialah sebuah tradisi yang sudah ada sejak dulu yang dibuat oleh manusia, atau dengan kata lain bukan sebuah ritual keagamaan yang tercatat dalam sebuah Al-Qur’an dan Hadist Nabi. Banyak sekali orang yang terjebak dan membaurkan antara tradisi dan ibadah, sehingga banyak sekali yang beranggapan bila tradisi ditinggalkan maka nilai keagamannya akan berkurang.
Seperti diceritakan di atas tadi Munggahan itu bukan sebuah doktrinitas ajaran Islam, hanya sebuah perayaan yang bersifat tradisi. Jadi, kita jangan sampai salah mengartikan apa itu munggahan ya, teman-teman.
Biasanya munggahan dilakukan dengan cara yang berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya ziarah ke makam keluarga atau saudara yang sudah meninggal, mandi besar dengan tujuan membersihkan diri, pulang kampung agar bisa sahur pertama dengan keluarga, saling bermaaf-maafan, mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, atau makan bersama dengan keluarga, tetangga dan kerabat dekat.
Tapi yang sering dilakukan oleh masyarakat Sunda acara makan bersama (botram) dengan keluarga, tetangga, teman, dan lain-lain. Biasanya botram yang dilakukan dengan tetangga di tempat-tempat tertenu seperti di sekitar kebun, pegunungan, pinggir sawah sambil menikmati makanan serta alam yang indah dan sejuk.
Sedangkan botram dengan keluarga dan teman biasa dilakukan di rumah keluarga besar atau di cafe, kos-kosan, dan tempat lainnya. Menu yang biasa disajikan dalam acara munggahan biasanya ikan, tahu dan tempe, lalaban, sayur asem, serta nasi liweut yang panas dan menggunakan daun pisang dijadikan sebagai alas makan bersama.
Selain di tanah Sunda. Munggahan juga ada di masyarakat Betawi. Hal yang dilakukan masyarakat Betawi ketika munggahan yaitu nyorog. Kalau diartikan, nyorog memiliki arti menyambangi keluarga yang lebih tua dengan membawa masakan (biasanya opor ayam, semur ayam, semur daging sapi atau kambing, dan sayur sohun, serta nasi).
Agar lebih mudah dipahami, Fresh Crew bakalan kasih contoh deh, hehehe. Misalnya kamu adalah anak kedua dari tiga bersaudara, maka kamu harus nyorog ke rumah orang tua kamu dan rumah kakak kamu. Dan kamu akan di-sorog oleh adik kamu. Tapi jangan khawatir buat yang bungsu, meskipun tidak ada yang nyorog ke rumahnya, tapi bakalan diberi masakan juga oleh kakak dan orang tua. Karena sejatinya secara tidak langsung, nyorog dapat dikatakan bertukar masakan.
Nah, gimana Fresh Reader setelah kamu membaca ulasan di atas? Munggahan ternyata banyak manfaatnya. Seperti mempererat tali silahturahmi baik itu dengan keluarga, sahabat, teman, dan tetangga. Juga dapat menyucikan diri dari dosa dengan sesama manusia, dan dapat membentuk rasa syukur kita kepada Allah.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, Fresh Reader-kuh.
Fresh Crew : Syifa Nurul Aulia / Magang
Editor Fresh : Rizky Syahaqy