Merayakan Humanisme dalam Lagu Membasuh
Judul : Membasuh
Pencipta : Baskara Putra
Tahun rilis : 2019
Produser : Ibnu Dian
Label : Sun Eater Coven
Adakah di antara kalian yang senang mendengarkan musik? Kita tau musik sudah menjadi instrumen penting dalam keseharian manusia. Saat di tengah kemacetan, saat mengerjakan tugas, atau sekedar pengantar tidur, musik seringkali jadi opsi untuk menemani. Namun ada yang tak kalah penting, musik juga bisa jadi medium seorang musisi untuk mengantarkan pesan.
Kali ini Fresh Crew mau kasih rekomendasi lagu yang masih anget banget, baru rilis minggu-minggu kemarin, yaitu “Membasuh” karya Baskara Putra. Di proyek single ini, Hindia (nama panggungnya) menggaet Rara Sekar untuk benyanyi bersamanya. Dengan tempo semi-beat dan gelombang folk yang ringan, barangkali Fresh Readers suka dengan aliran musik seperti ini.
Melalui postingannya di Instagram, Baskara mengatakanlagu ini memiliki kejujuran, semua terdengar seperti omong kosong belaka ketika kita membicarakan perihal kemanusiaan. Tapi memang itulah yang sebenarnya terjadi. “Menulis liriknya perlu menangis beberapa kali, mendengarkannya masih berkaca-kaca sampai sekarang,” tulisnya di akun Instagram pribadinya.
Single yang dikeluarkan oleh Hindia kali ini terdengar lebih simple dengan alunan gitar akustik yang ringan, tidak sekompleks lagu sebelumnya “Belum Tidur” dan “Jam Makan Siang”. Dengan pemilihan diksi yang cukup familiar di telinga masyarakat Indonesia, lagu ini tergolong cukup easy listening. Tidak rumit untuk memahami maknanya dan merasakan pesannya.
Hindia juga melalui kanal Youtube labelnya, Sun Eater Coven, mengunggah video klip Membasuh dengan melibatkan teman-teman dari dunia maya, ia mengumpulkan penggalan-penggalan video yang dikirim. Melalui banyak video di momen ini menggambarkan bahwa terkadang kita tidak sadar bahwa dengan hal-hal sederhana saja kita bisa bahagia.
Selama ini kunanti, yang kuberikan datang berbalik
Tak kunjung pulang
Apapun yang terbilang, di daftar pamrihku seorang
Telat ku sadar bahwa hidup bukanlah perihal mengambil yang kau tebar
Di lirik ini Hindia mencoba untuk menggambarkan gejolak dalam dirinya selama ini. Penantian-penantian terhadap investasi yang ia berikan kepada lingkungannya tak kunjung ia dapat. Emas dibayar emas, perak dibayar perak. Lirik yang sangat relevan dengan kehidupan era modern saat ini. Hanya memberi, berharap lebih dari sekedar kembali.
Padahal menjalani hidup bukan hanya mendulang yang ditanam, dan mungkin semesta telah membayarnya dengan wujud-wujud yang beragam dengan hal-hal sederhana yang dapat membuatmu bahagia yang kadang tidak kita sadari.
Bisakah kita tetap memberi walau tak suci
Bisakah terus mengobati walau membiru
Cukup besar ‘tuk mengampuni ‘tuk mengasihi
Tanpa memperhitungkan masa yang lalu
Walau kering, bisakah kita tetap membasuh
Lirik ini mencoba menyodorkan sebuah ajakan. Terlepas dari segala identitas dan entitas dalam diri kita satu hal yang perlu kita sadari adalah kita manusia, apalagi yang patut dibanggakan selain mengasihi sesama. Tak peduli apapun yang telah terjadi masa lalu. Lets share together, we come from the same mother.
Mengering sumurku terisi kembali
Kutemukan makna hidupku di sini
Sang vokalis sudah mencapai titik klimaksnya dengan menemukan apa makna hidupnya. Tanpa bertele-tele dan tidak berlebihan, ia keluar begitu saja. Jiwa yang tadinya kosong telah terisi kembali, terlahir kembali. Seperti menurut Victor Frankl melalui teori logoterapinya, bahwa hidup manusia selalu memiliki makna dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun.
Keseluruhan liriknya kebanyakan diisi kalimat tanya yang disematkan oleh Hindia. Dalam dunia musik biasanya ini disebut dengan antiseden (kalimat tanya) dan konsekuen (kalimat jawab), yang menandakan bahwa “saya” sudah sadar dan mencoba untuk memaknai lebih dalam tentang arti kemanusiaan dan memberi, bagaimana dengan kalian? Sangat dalam, Hindia lewat lagu ini mencoba membagikan perasaannya dan membawa mereka menyadari tentang makna kemanusiaan.
Lirik yang disajikan oleh Hindia menurut Fresh Crew sangatlah pas. Ia keluar begitu saja diiringi lantunan gitar akustik yang ringan. Sangat pas untuk teman pengantar tidur atau ketika terlamun di tengah hari untuk sekadar mengevaluasi hati. Patut diapresiasi di tengah tren musik folk ala senja & kopi, Hindia lebih mewakili fenomena sosial di sekitar dengan musik yang menenangkan.
Fresh Crew : Fadhilah Rama
Editor Fresh : Rizky Syahaqy