Pelestarian Kesenian Benjang

(Dari Kiri) Sekretaris Perkumpulan Benjang Indonesia (PBI), Agus Nurohman dan Bendahara PBI, Abun Yamin saat berfoto diruangan sekretariat PBI, Jum’at (24/2/2017). Devianti Anggraeni/Magang
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Indonesia merupakan negara yang kaya dan kental akan seni dan budaya nya. Gak mau kalah, kesenian dari tataran sunda inipun masih dilesatrikan sampai sekarang, yaitu kesenian Benjang. Merupakan salah satu kesenian tradisional Jawa Barat yang berkembang didaerah masyarakat sekitar Ujungberung, Bandung.
Menururt Sekretaris Perkumpulan Benjang Indonesia (PBI), Agus Nurohman, Dalam upaya melestarikan kesenian tersebut, tahun 2002 dibentuk Organisasi Benjang yaitu PBI, yang berpusat di Jl. A.H. Nasution Mesjid Besar Ujungberung No.185. Berdasarkan sejarah, dalam penamaannya istilah Benjang diambil dari bahasa Belanda dan sekaligus dijadikan sebagai salah satu bentuk perjuangan masyarakat Indonesia melawan Belanda pada waktu itu.
“Benjang merupakan salah satu seni beladiri tradisional yang diiringi dengan berbagai alat musik, yang terdiri dari Terompet, Gendang, Bedug, dan Kecrek. Berbagai lagu khas Sunda pun sambil mengiringi pertunjukan.Bahkan lagu-lagu dangdut sering kali dibawakan dalam pertunjukkan tersebut,” ujar Bendahara PBI, Abun Yamin, Jum’at (24/2/2017).
Seiring dengan perkembangan zaman, Benjang sudah mulai banyak dikreasikan oleh masyarakat. Dalam hal pertunjukkan misalnya, sudah ada kuda lumping, sisingaan, rajawali, arak-arakan dan pertunjukkan debus. Berbeda dengan sebelumnya, dalam menampilkan aksinya, Benjang hanya diiringi dengan alat musik terompet dan tarian Topeng Benjang.
Agus menambahkan, dalam aturan permainan, Benjang didasarkan pada aspek keberanian pemain dan tidak sembarang orang dapat tampil bertarung di arena Benjang. Pemain berbadan kecil pun boleh melawan pemain yang berbadan besar, sampai ada pemain yang kalah. Berbeda dengan permainan Gulat, Benjang memiliki tingkat resiko cidera lebih tinggi.
“Berbagai sosialisasipun telah dilakukan untuk memperkenalkan kesenian Benjang. Dengan membangun Paguron-paguron (paguyuban), mengadakan pelatihan-pelatihan dan pementasan sebagai upaya pembinaan pada generasi muda agar mereka mengenal dan memberi kesadaran apresiasi seni tradisional pada masyarakat setempat,” pungkas Agus.
Kesenian Benjang merupakan salah satu peninggalan leluhur yang memiliki peranan penting, bahkan perlu di pertahankan dan dilestarikan keberadaannya, agar tidak hilang termakan oleh zaman. Seperti kata Agus, “Walaupun tidak diketahui secara pasti siapa yang menciptakan kesenian Benjang, namun kesenian ini sudah berkembang dan melekat pada masyarakat sejak lama.” tutupnya.
Fresh Crew : Devianti Anggraeni/Magang
Editor Fresh : Rendy M. Muthaqin