Perjuangan Menggapai Cahaya dalam Musik Berkonsep Radio
Judul Album : Dawn FM
Penyanyi : The Weeknd
Produser Eksekutif : Oneohtrix Point Never, Max Martin
Tahun Rilis : 7 Januari 2022
Penerbit : XO Records, Republic Record
Judul Album : Dawn FM
Penyanyi : The Weeknd
Produser Eksekutif : Oneohtrix Point Never, Max Martin
Tahun Rilis: 7 Januari 2022
Penerbit : XO Records, Republic Record
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Setelah penantian yang dirasa cukup lama oleh para fans, Abel Makkonen Tesfaye atau biasa disebut The Weeknd akhirnya merilis album teranyar yaitu Dawn FM yang dirilis pada tanggal 7 Januari 2022. Jim Carrey yang berperan sebagai radio DJ dalam album tersebut memberikan sebuah konsep unik berupa program radio serta menggaet komedian kawakan.
Banyak orang yang sudah mengetahui sosok The Weeknd. Pria kelahiran Kanada pada 16 Februari 1962 ini terkenal karena lagu dari salah satu mixtape-nya, yaitu The Morning. Namun tidak bisa dipungkiri, hit terbesarnya adalah “Can’t Feel My Face” yang dirilis pada 2015 dan berhasil memuncaki puncak Billboard Hot 100 chart.
Album terbarunya ini menjadi album studio kelima yang diciptakan oleh The Weeknd. Dawn FM menjadi sebuah sequel dari album pendahulunya, yaitu After Hours. Berisikan 12 lagu dan 4 naratif yang diisi oleh The Weeknd sendiri, Quincy Jones, dan Jim Carrey, genre yang diusung pun bukan hanya pop saja, ada pula EDM, hip-hop, dan R&B.
Tidak seperti pendahulunya, yaitu After Hours yang mengusung tema seputar kesepian, patah hati, penarikan diri, perselingkuhan, dan kecerobohan. Dalam Dawn FM ini, The Weeknd menekankan ketidakberdayaan hanya sebagai pola pikir dan mengajak orang-orang untuk menerima takdir serta menjauhi kegelapan menuju sebuah cahaya.
Setelah Kegelapan Terbirlah Fajar
The Weeknd berjuang membebaskan dirinya dan pendengarnya. Meninggalkan kerentanan yang emosional untuk berjalan menuju cahaya. Sesudah apa yang disampaikannya dalam album After Hours. Lagu pertama yang dibawakan dalam album ini berjudul “Gasoline” dengan synth-pop yang terdengar jelas. The Weeknd mencoba sebuah peruntungan dengan mencoba gaya tersebut dan cukup berhasil untuk dinikmati.
Dilanjut dengan lagu kedua yang berjudul “How do I make you love me” yang menjadi kolaborasi keduanya bersama Swedish House Mafia setelah “Moth to a flame”. Lagu ketiga yang diberi nama “Take my breath away” yang datang dengan transisi yang apik. Intro 80’s beat membuat suasana Daft Punk dan terasa terang kembali ketika mendengarnya.
Kemudian pada lagu keempat yang berjudul “Sacrifice”. Memberikan pengulangan elektrik funk gitar yang membuatk suasana vokal memiliki vibes yang sangat melekat dengan lagu “Thriller” milik Michael Jackson.
Hal yang menarik pun terjadi pada lagu yang berjudul “Out of time” yang mengambil sample dari lagu jepang tahun 1983 yang bergenre city pop dengan judul “Midnight Pretenders” yang dibawakan oleh Tomoko Aran. Lirik yang dibawakan The Weeknd sangat pas dengan sample yang ia pakai, sehingga menciptakan harmonisasi yang begitu indah.
Pada Lagu keenam ini untuk pertama kalinya, The Weeknd dan Tyler, The Creator berduet dalam lagu yang berjudul “Here we go… Again” yang tidak disangka-sangka, suara The Weeknd yang halus serta rap Tyler yang sangat masuk dengan instrumen membuat lagu ini sangat nikmat ketika masuk ketelinga.
Lagu ketujuh yang berjudul “Best Friend”. Sekilas, beat pertamanya hampir mirip dengan beat pertama dalam lagu pendahulunya yaitu “Pray for me”. Menuju lagu ke-8 dibuat cukup menarik. Bagaimana tidak, transisi yang begitu pas dan tidak terkesan memaksa membuat pendengarnya eargasm dan lagu diberi judul “Is there someone else?”. Setelah itu, “Starry Eyes” memberikan ketenangan dengan R&B/soulnya yang halus.
Kemudian, “Don’t break my heart” menjadi lagu kesepuluh. Ketukan R&B yang ringan dan sentuhan elektrik dari The Weeknd serta Oneohtrix Point Never dengan tambahan penggalan lirik dari lagu “Die for you” membuat telinga para pendengar dibuat cozy oleh lagu tersebut. Sesudah dibuat berdansa dengan sentuhan R&Bnya, lagu selanjutnya ini akan dibuat funky.
Campur tangan dari Calvin Harris yang khas dan gaya“Funk Wav Bounce”nya, Lil Wayne pun menjadi nilai tambah dalam lagu ini karena sama-sama mengungkapkan perasaan mereka yang terlibat dengan seorang wanita yang sudah direbut. Lagu terakhir dalam album ini pun diberikan kepada “Less than zero” yang berfungsi menjadi outro.
Narasi yang dibangun dalam album ini memiliki makna yang bijaksana dalam hal kehidupan. Quincy Jones, Jim Carrey, dan bahkan The Weeknd sendiri seperti memberikan penyadaran kepada pendengarnya untuk selalu bijaksana dan tidak putus asa dalam hal-hal yang berhubungan dengan percintaan.
Dalam Dawn FM, The Weeknd memasuki sebuah situasi yang mirip dengan purgatory sebagai media meditasi dalam sebuah bentuk program radio fiksi retro-pop yang segar untuk dibawakan dan konsep yang unik, menarik, dan ciamik. Nilai Plus dari album ini adalah transisi yang dimainkan dari trek satu ke trek yang lainnya serasa pas dan tidak ada kesan memaksa.
Namu, jika dilihat dengan album sebelumnya, ternyata masih memiliki formula yang sama. Ketukan tiap lagu pun tidak memiliki variasi ditambah lirik-lirik lagunya yang terasa generik sehingga lagu-lagunya terdengar cukup mirip yang membuat pendengar merasakan hal yang terkesan repetitif.
Album ini sudah tersedia di segala macam platform musik dan bisa didengarkan kapan saja, dimana saja. Konsepnya pun layaknya mendengarkan sebuah stasiun radio yang biasa kita dengar sehari-hari. Sehingga musik dalam album ini sangat cocok didengar ketika kita terjebak dalam lalu lintas padat dengan sekumpulan pengendara urban. Selamat mendengarkan!
Fresh Crew : Muhammad Ikhlasul Raihan/Magang
Editor Fresh : Aurora Rafi N/Suaka