Senyum dan Harapan untuk Si Pejuang Cilik

Foto oleh Indah Rahmawati/Suaka
FRESH.SUAKAONLINE.COM – Annyeong Fresh Reader! Sudahkah kamu bersyukur atas sehat yang kamu miliki? Kesehatan merupakan barang mahal yang tak bisa dibeli. Namun sering kali kita abaikan, bahkan kita sering menyia-nyiakan itu, padahal tanpa adanya kesehatan segala aktivitas kita takkan bisa berjalan lancar. Untuk bisa lebih menghargai kesehatan, Fresh Crew mau berbagi kepada kalian tentang para pejuang cilik yang tengah melawan penyakitnya. So, let’s check this out!
Fresh Reader, tahu gak sih apa itu penyakit Leukimia? Penyakit yang menyerang sel darah putih ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Ia bahkan telah menyerang adik-adik kecil kita di luar sana. Siapa sangka penyakit yang sering ditakuti oleh banyak orang ini bisa menimpa adik kecil kita yang usianya masih di bawah 5 tahun.
Mudni Hesa namanya, bocah laki-laki yang sering disapa akrab Umi ini usianya baru 5 tahun, namun sudah harus merasakan sedihnya menderita kanker di usia dini. Ia harus bergantung pada berbagai obat-obatan dan kemoterapi untuk proses penyembuhan. Orang tua Umi, Rosa Kuriah, menceritakan kronologi awal umi dikatakan menderita kanker. “Waktu itu saya lagi kerja, umi lagi sama ayahnya, sakit awalnya kaya demam berdarah, tapi setelah dibawa ke rumah sakit ternyata umi kanker darah,” ucapnya saat diwawancarai Fresh Crew di Floating Market Lembang, Rabu (7/2/2018).
Umi yang dulu periang kini lebih sering murung, bahkan Rosa pun mengatakan bahwa setelah minum obat Umi gampang ngambek. Di usianya yang masih cilik, Umi sudah mengerti bahwa dirinya sakit berat. Kepada Fresh Crew umi bilang ia ingin menjadi seperti ultramen 3, Umi sangat senang dengan sosok Ultramen yang kuat, sambil berlaga di depan banyak orang, Umi sedikit tersenyum dengan beberapa giginya yang terlihat kecil dan berongga.
Rosa bersama keluarganya berusaha tegar dan tidak menangis di depan Umi. Hal itu memang terasa berat bagi Rosa, terlebih kanker yang diderita Umi menjadi lebih parah, sehingga Umi harus mengulang kemoterapinya dari awal lagi. “Soalnya Umi udah ngerti kalo dia sakit, jadi kita berusaha kasih semangat lewat senyum dan mendukung semua keinginan Umi,” jelasnya pada Fresh Crew dengan tatapan penuh harapan.
Di sisi yang lain Watinih, orang tua Alisa, menjelaskan penyakit yang menimpa anaknya. Sejak Alisa 9 bulan ia mengidap Hemangioma, tumor pembuluh darah yang tidak ganas, hal itu terlihat jelas menutupi berbagai bagian di wajah Alisa bayi. Alisa pun harus dilaser untuk mengempeskan tumor-tumor yang menutupi wajahnya ketika bayi. Januari 2018 kemarin adalah kali ke-8 Alisa menjalani operasinya. Setelah menjalani operasi, tonjolan yang menutupi wajahnya memang mengempes namun masih menyisakan perbedaan warna kulit seperti luka bakar.
Watinih mengakui anaknya sudah masuk ke Rumah Sakit sejak usia 9 bulan, kini ia telah genap 4 tahun menjalani pengobatan. Meskipun begitu, Alisa adalah gadis cilik yang riang. Tinggal di Ciamis mengharuskan Watinih membawa Alisa pulang pergi Bandung – Ciamis untuk menjalani pengobatan. Namun harapan untuk terus sembuh adalah impian Watinih untuk putri kecilnya.
Di Yayasan Kanker Anak Kasih Indonesia (YKAKI) anak-anak yang menderita kanker diberi harapan dan semangat yang begitu besar. Kemoterapi yang harus dijalani selama minimal 2 tahun hampir saja memupuskan harapan pejuang cilik ini untuk tetap bisa bersekolah. Namun menurut sukarelawan yang mengajar anak-anak di YKAKI, Ulfa, pihak YKAKI yang mengurus nilai anak-anak penderita kanker tersebut. “Memang kehadiran mereka tidak ada di sekolah asalnya, tapi mereka tetap sekolah dengan kami, sehingga tetap bisa mendapatkan nilainya, karena pihak YKAKI yang akan menyetor nilai anak-anak ini ke sekolah asalnya,” ujar perempuan muda tersebut.
Sebagai yayasan kanker, YKAKI adalah rumah singgah untuk siapa saja yang menderita kanker tanpa melihat asal daerahnya. Anak-anak kanker yang sedang mengalami kemoterapi tidak memungkinkan untuk berobat dan pulang pergi ke rumah asalnya, sehingga mereka bisa bersinggah di YKAKI selama masa pengobatan. Kondisi mereka yang berbeda dengan anak biasanya membuat mereka mendapatkan perhatian yang khusus dalam pendidikannya.
Ulfa juga menambahkan, YKAKI sedang gencar mencari sukarelawan untuk kegiatan “Berani Gundul” yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Februari nanti. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap anak-anak penderita kanker yang rambutnya mengalami kegundulan akibat kemoterapi. “Kita mengajak kakak-kakak semua yang ingin mengunduli rambutnya nanti, supaya adik-adik merasa sama dengan yang lain dan tidak merasa sendirian,” tegasnya sambil mengakhiri pembicaraannya.
Chief Executive Officer (CEO) Open Trip App, David Cuh Sihotang, memiliki cara lain dalam menebar empati kepada orang-orang di luar sana dengan cara mengadakan trip bareng para pejuang cilik. Selain itu, David juga berharap trip ini bisa memberikan semangat untuk adik-adik bahwa mereka harus yakin untuk sembuh, agar tidak ada lagi kesedihan pada wajahnya.
So, apakah yang akan kamu lakukan untuk memberikan semangat dan harapan itu? Kebayangkan Fresh Reader, betapa orang-orang di luar sana berjuang menginginkan kesehatan. Sebagai orang yang beruntung kita bisa memberikan semangat seperti yang telah dilakukan oleh teman-teman sebelumnya. Jangan lupa jaga kesehatan dan tetap bersyukur ya!
Fresh Crew : Indah Rahmawati
Editor Fresh : Septian Setiawan